KHUSYU MENURUT MUTAWALLI SYA'RAWI DALAM KITAB TAFSIR SYA'RAWI DAN ALUSI DALAM KITAB TAFSIR RUH AL MA'ANI (STUDI KOMPARASI) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin dan Humaniora Jurusan Ilmu al-Qur'an dan Tafsir Oleh : ROIKHATUL JANNATUL BARIROH NIM : 1704026087
Mengenaltafsir As-Asya'rawi, pasti tidak terlepas dengan tokoh mufassir terkenal pada abad ke-20. Di tengah-tengah modernitas, lahirlah seorang tokoh mufasir cum tokoh politik yang moderat, yaitu Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi.
SyaikhMuhammad Mutawalli al-Sya'rawi rahimahullah bercerita. Pada suatu kesempatan, saya berbincang dengan salah satu pemuda penganut Islam garis keras (ekstrimis). Saya bertanya kepadanya, Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'râwi (16 April 1911 M. - 17 Juni 1998 M.) merupakan salah satu ahli tafsir Alquran dan Ulama besar Al Ashar
SuamiIstri Berkarakter Surgawi / Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Syarawi; Penerjemah, Ibnu Barnawa; Editor, Yasir Abdul Muthalib: Pengarang: MUHAMMAD MUTAWALLI ASY-SYA'RAWI, SYAIKH 1. Ibnu Barnawa, 2. Yasir Abdul Muthalib : EDISI: Cet. 3 : Penerbitan: Jakarta Pustaka Al-Kautsar 2008 : Deskripsi Fisik: 431 hlm.; 25 cm ISBN: -6 Subjek
Didalam kitab ini Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi membahas permasalahan yang saat ini sering menyibukkan kita yaitu "Rezeki". Beliau mengupas Skip to main content. Due to a planned power outage on Friday, 1/14, between 8am-1pm PST, some services may be impacted.
SyekhMuhammad bin al-Sayyid Mutawalli al-Sya'rawi atau sering dikenal dengan nama Syekh Sya'rawi. Seorang Ulam a Azhari yang sampai sekarang sosoknya masih dicintai oleh masyarakat Mesir. Nasab keluarganya bersambung kepada Imam Husain bin Imam Ali ra. Sedari kecil ia telah dididik untuk mencintai al-Quran dan ilmu, telah menghafal dalam
Syaikh Mutawalli As-Sya'rawi adalah seorang ulama sunni karismatik dan mujadid abad ke-20. Beliau dilahirkan di Mesir pada 16 April 1911 M. Sejak kecil As-Sya'rawi sudah menampakkan kecerdasan dan kelebihan-kelebihannya, hingga pada umur 11 tahun beliau sudah hafal Al-Qur'an 30 juz. Ayahnya adalah seorang petani namun sudah menyadari kelebihan-kelebihan yang dimiliki
SyaikhMuhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi is the author of Hadis Qudsi Pilihan (4.33 avg rating, 3 ratings, 0 reviews, published 2015) and Beginilah Shalat
MengenalSyekh Mutawalli Asy-Sya'rawi: Sang Ulama Kontemporer Abad ke-20 Oleh Divisi Media dan Publikasi Diposting pada 10 April 2021 6.009 views Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi lahir pada tahun 1911 M di Desa Daqadus, Provinsi Daqahlia, Republik Arab Mesir.
Lahirpada tanggal 15 April 1911, di desa Dakadus (دقادوس) , Mit Ghamr (مت غمر) , Ad-Dahqliyah ) (الدقهلية) , Mesir provinsi Tanta (طنطا). Syekh Syarawi merupakan ulama mujadid pada abad ke 20. Penghulu para pendakwah. Pada usia 87 tahun, tepat 17 Juni 1998, Syekhuna al-Syarawi menghadap ke Tuhannya.
Title Ketika Allah & Rasul tertawa / Asy-Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi ; penerjemah, Abd Rahman As-Sasaky ; penyunting, Ahmad Yunus Naidi S., Harlis Kurniawan, Author: Asy-Sya'rawi, Asy-Syaikh Muhammad Mutawalli|Harlis Kurniawan|Abd Rahman As-Sasaky|Ahmad Yunus Naidi S, Publisher:Jakarta : Akbar Media Eka Sarana, 2006, Subject:Ibadah (Islam) |Hadis - Kumpulan , Isbn: 979-9533-57
Denganharapan dapat benar-benar terhindar dari maksiat. Demikian amalan doa dari Syekh Mutawalli Sya'rawi agar berhenti maksiat. Semoga kita terhindari dari dosa. (Baca juga: Bukan Menghardik, Ini Doa Ketika Melihat Kemaksiatan) LABEL. doa berhenti maksiat.
SEBAGIANPERNYATAAN POPULIS SYEKH "SYA'RAWI" Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'râwi (16 April 1911. - 17 Juni 1998) dikenal sebagai Imam Ad-Du'âti (Pemimpin Para Da'i). Lahir pada 16 April 1911 di desa Daqadus, distrik Mith Ghamr, provinsi Daqahlia, Mesir. Dalam usia 11 tahun ia sudah hafal Al-Qur'an. Ia terdaftar di
SyaikhMutawalli Asy-Sya'rawi menyatakan: "Harta adalah rezeki yang paling rendah. Afiyah adalah rezeki yang paling tinggi. Anak salih adalah rezeki yang paling utama. Sedangkan ridha Allah adalah rezeki yang sempurna". Harta Adalah Tingkatan Rezeki yang Paling Rendah.
LaduniID, Jakarta - Syekh Muhammad Mutawalli Asy-Sya'rawi merupakan satu dari sekian banyak ulama dunia yang memiliki pengaruh besar pada abad ke-20. Tidak hanya dalam bidang keagamaan seperti tafsir, Syekh Mutawalli Asy-Sya'rawi memberikan kontribusi besar pada bidang sosial kemasyarakatan hingga politik internasional, khususnya di
kVlHWn. – Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi adalah seorang ulama sunni karismatik dan mujadid abad ke-20. Beliau dilahirkan di Mesir pada 16 April 1911 M. Sejak kecil As-Sya’rawi sudah menampakkan kecerdasan dan kelebihan-kelebihannya, hingga pada umur 11 tahun beliau sudah hafal Al-Qur’an 30 juz. Ayahnya adalah seorang petani namun sudah menyadari kelebihan-kelebihan yang dimiliki putranya sehingga ia sangat mendukung As-Sya’rawi untuk terus usia remaja akhirnya sang ayah mengirimkan putranya untuk menimba ilmu di Universitas Al-Azhar Kairo. Akhirnya As-Sya’rawi remaja menuruti perintah sang ayah meninggalkan kampung halaman dan mulai belajar di Kairo, sebelum berangkat ke Kairo ia pun meminta syarat kepada ayahnya untuk dibelikan terlebih dahulu buku-buku yang sebenarnya tidak ada hubungan dengan jurusan kuliahnya. Hal itu ia maksudkan agar sang ayah mengurungkan niatnya mengirim dirinya ke Al-Azhar, selain karena kehausan akan bacaan. Namun As-Sya’rawi remaja salah duga, dengan senang hati justru sang ayah membelikan buku-buku dan kitab-kitab yang dimintanya. Akhirnya pada 1937 ia resmi menjadi mahasiswa Al-Azhar. Setelah lulus beliau pun aktif mengajar sebagai dosen Ummul Qura’ dan di berbagai tempat lainnya. Kini meskipun beliau sudah kembali ke hadapan Allah Swt pada 1998 lalu, namanya terus semakin harum, jasanya tak ternilai terlebih bagi masyarakat muslim di Mesir. Berkat keluasan ilmu dan kepiawaiannya Syaikh As-Sya’rawi juga menyelesaikan tafsir al-Qur’an yang dikenal dengan tafsir As-Sya’rawi. Selama hidupnya beliau juga rajin mengisi ceramah di sebuah stasiun TV di Mesir. Kajian-kajiannya juga diunggah dalam channel official Youtube ElshaikhElSharawy, agar terus bisa didengarkan oleh seluruh umat muslim di berbagai belahan satu kajian Syaikh As-Sya’rawi yang selalu saya ingat adalah tentang tafsir cinta, dalam video yang diunggah di youtube berdurasi 10 menit 50 detik Syaikh As-Sya’rawi menjelaskan tentang hakikat cinta. Selain sebagai pengorbanan, keikhlasan, dan kebersamaan, menurut Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi, ulama Sunni Internasional asal Mesir tersebut menyebut bahwa hakikat cinta terbagi atas dua bagian yaitu, cinta dari akal dan cinta dari hati. Lantas apa itu cinta dari akal dan dari hati ? berikut penjelasan tafsir cinta menurut beliau;Cinta adalah hati menghadap pada apa yang dicintai. Menghadap yang mengaitkan, engkau mendapat manfaat sebab dia mendapat manfaat. Dan engkau mendapat kerugian sebab dia mendapat kerugian, ini arti cinta. Namun cinta ada dua, cinta akal dan cinta hati. Cinta akal adalah akal memilihnya karena ada manfaat, seperti orang sakit cinta dengan obat pahit, saya tidak mencintai obat pahit dengan hatiku, saya membencinya’. Namun saya mencintai dengan akalku karena itu menyebabkan sembuh. Inilah yang disebut cinta akal. Namun cinta hati tidak perlu petunjuk akal, “saya mencintai anakku meskipun ia bodoh, dan saya mencintai anak musuhku meskipun ia pintar.” Maka ada cinta akal dan cinta hati. Ketika Rasulullah berkata pada sayyidina Umar, “tidak sempurna iman salah seorang kalian, hingga aku lebih dia cintai dari dirinya,” Umar adalah lelaki jujur atas dirinya, “Wahai Rasulullah, saya mencintai anda melebihi harta dan anakku, namun jika melebihi diriku maka tidak.” Lihatlah kejujuran ini. Rasulullah mengulangi lagi kepadanya, “tidak sempurna iman salah seorang kalian hingga aku lebih ia cintai dari dirinya.” Baca jugaRasulullah Saw mengulangi ketiga kali, Umar mengetahui jika ini ucapan perintah azimah tidak ada tawaran, Umar juga berkata dengan jujur, jika tidak dia bisa berkata “Apa wahai Rasulullah?” namun tidak. Dia memberi waktu untuk memaksa hatinya. Apa yang dikatakan Umar, “Sekarang aku mencintai engkau wahai Rasulullah.” Karena ketika dia menegaskan dia cinta Rasulullah seolah dia tidak menghendaki cinta hati, karena cinta hati tidak bisa dipaksakan. Namun Umar menghendaki cinta akal, umar berkata, “saya tetap jahiliyah jika tidak karena Rasulullah,” Jika sampai tetap begitu saya dalam bencana. Maka saya cinta Rasulullah dengan akalku. Cinta akal ini bisa naik menjadi cinta hati, maka cinta ada dua, cinta akal dan cinta hati. Akal dan hati ini adalah perbuatan makhluk. Namun ketika Allah sumpah misalnya Aku mencintaimu’ ada orang yang tidak suka dengan kata-kata begini. Ini yang dimaksud bukan akal dan bukan hati, namun perbuatan dzat Allah. Kenapa Aku mencintai, memberi pahala. Karena engkau melakukan kehendak-Ku dalam hal yang engkau bebas melakukannya. Engkau Aku ciptakan bebas, beriman atau kafir engkau bebas. Taat atau maksiat engkau bebas. Namun engkau mengalahkan kebebasanmu itu dengan melakukan kehendak-Ku yaitu ibadah. Maka Aku mencintaimu atau tidak? Padahal engkau mampu maksiat kepada-Ku. Namun engkau memilihku, maka Aku Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi menerangkan terkait pembagian dari cinta. Menurutnya cinta akal didasari oleh perhitungan akal hingga ia mendapatkan keuntungan atasnya, namun cinta hati tidak dibutuhkan alasan atasnya. Akan tetapi bukan berarti cinta akal itu buruk dan cinta hati lebih baik, keduaya menempati porsinya masing-masing. Seperti Umar yang menjawab perkataan Rasulullah Saw bahwa ia mencintai Rasulullah dengan akalnya karena jika tidak ada Rasul maka sesungguhnya ia masih dalam keadaan jahiliyah. Dalam perkataan terakhirnya Syaikh As-Sya’rawi menambahkan bahwa cinta akal bisa naik menjadi cinta hati. Sedang cinta yang diberikan Sang Pecinta Allah Swt terlepas dari keduanya, baik cinta akal ataupun cinta hati karena cinta Allah Swt adalah dzat Allah yang Maha Mencintai, mencintai seluruh A’lam*Diterjemahkan oleh tim Sanad Media. Berikut kajian Syaikh Mutawalli As-Sya’rawi yang diunggah dalam channel Youtube ElshaikhElSharawy dalam halaqah yang kelima, namun tidak ada keterangan lebih lanjut kapan kajian itu dilaksanakan, berikut tautan video aslinya
Mutawalli asy-Syarawi adalah seorang ulama besar Mesir kontemporer yang terkenal karena ceramah dan tulisannya, serta mantan menteri Agama Mesir. Sejak berusia muda asy-Sya’rawi dikenal sebagai orang yang berjiwa revolusioner. Ia adalah pelopor berdirinya Bank Islam Faisal di Mesir pada awal 1987. Mutawalli asy-Syarawi menyelesaikan pendidikan menengah pada Perguruan az-Zaqaziq, kemudian meneruskan ke Universitas al-Azhar Fakultas Adab, Jurusan Sastra Arab di Cairo dan lulus dengan predikat sangat memuaskan. Meskipun lulus dari jurusan sastra Arab, ia amat menggandrungi tasawuf. Ketika masih di Universitas al-Azhar, ia pernah mem-impin gerakan protes terhadap rektornya, Syekh Muhammad Ahmad az-Zawahir, karena para alumni yang mengajar di universitas tersebut digaji sangat rendah. Akibat protes itu az-Zawahir dicopot dari jabatannya dan digantikan Syekh Mu-hammad Mustafa al-Maraghi. Gaji pengajar pun dinaikkan. Pada awal 1970 ia bermukim di Arab Saudi selama beberapa tahun. Ia kembali ke Mesir pada masa pemerintahan Anwar Sadat. Selanjutnya pada 1976 ia diangkat menjadi menteri agama. Jabatan ini dipegangnya sampai 1978. Sejak di Arab Saudi, nama asy-Syarawi sudah dikenal melalui cera mah dan tulisannya. Mutawalli asy-Syarawi memiliki kemampuan istimewa dalam hal berbicara dan menulis. Dalam ceramahnya ia dapat menguraikan dan memecahkan persoalan rumit dan penuh rahasia tentang keimanan, ibadah, hadis, hukum, akhlak, dan muamalah. Karena itu, ceramah yang disampaikannya, baik secara langsung di hadapan publik maupun melalui radio dan televisi, senantiasa menarik hati pendengarnya yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat, kalangan tradisionalis mau pun modernis. Ceramahnya sebagian besar diterbitkan dalam bentuk buklet berseri. Mutawalli asy-Syarawi sering di undang ke berbagai perguruan tinggi di Eropa dan Amerika untuk ber ceramah tentang Islam dalam kaitan nya dengan kehidupan modern. Ia mempunyai wawasan yang luas ten tang kedokteran, astronomi, dan bi dang eksakta lainnya. Karena ceramahnya yang menarik mengenai masalah perbankan Islam, ia kemudian diangkat sebagai ketua se buah panitia konsultatif yang dibentuk gubernur Bank Sentral Mesir. Tujuan utama panitia ini adalah menyelesai kan masalah yang terdapat dalam al-Masraf al-Islami ad-Dauli Badan Keuangan Negara, menengahi perselisihan di antara dewan direkturnya, dan mengawasi ciri-ciri Islam dalam tindakan badan keuangan tersebut. Pengalamannya sebagai konsultan masalah perbankan memberi inspirasi kepadanya untuk mendirikan sebuah bank Islam di Austria pada 1986. Kemudian pada awal 1987 ia memelopori berdirinya Bank Islam Faisal di Mesir Bank Faisal al-Islami fi Misr. Ia termasuk ulama penulis yang produktif. Kemampuannya mengungkapkan pikiran dalam bentuk tulisan ternyata mengimbangi kemampuan retorikanya yang mengagumkan. Ia banyak menulis pada berbagai majalah dan surat kabar, antara lain Liwa’ al-Islam Bendera Islam, Minbar al-Islam Mimbar Islam, al-Mukhtar Pilihan, al-Itisam Pedoman, dan al-Ahram Piramida. Karyanya dalam bentuk buku juga sangat banyak, yang paling digemari adalah tafsir Al-Qur’an. Di Indonesia telah banyak bukunya diterbitkan dalam bentuk terjemahan, antara lain Anda Bertanya Islam Menjawab 5 jilid, Bukti-Bukti Adanya Allah, Menghadapi Hari Kiamat, Islam di Antara Kapitalisme dan Komunisme, Ilmu Gaib, Jiwa dan Semangat Islam, Menjawab Keraguan Musuh-Musuh Islam, Qada dan Qadar, Sihir dan Hasut, Wanita dalam Qur’an, dan Wanita Harapan Tuhan. Pemikiran asy-Syarawi diuraikan dengan jelas dalam bukunya al-Mukhtar min Tafsir Al-Qur’an al-Azim Pilihan dari Tafsir Al-Qur’an. Tentang ibadah, umpamanya, ia menjelaskan bahwa tujuan ibadah dalam Islam adalah takwa. Seseorang yang bertakwa akan selalu mengikuti sifat Tuhan sehingga akan terhindar dari berbagai godaan duniawi. Allah SWT mewajibkan manusia beribadah setelah manu-sia diberi sarana berupa bumi untuk ditempati, akal untuk berpikir, dan sejumlah sarana lainnya. Karena itu, Allah SWT berhak menyuruh manusia beribadah, dengan tujuan agar manusia itu sendiri terhindar dari segala hal yang merugikannya di dunia dan di akhirat. Ketika pemerintah Mesir menarik pajak dari rakyat untuk kepentingan pembangunan nasional, sebagian ulama menetapkan bahwa rakyat boleh membayar pajak dari uang zakat. Akan tetapi ia dengan gamblang menjelaskan bahwa sama sekali tidak ada hubungan antara pajak dan zakat. Menurutnya, pajak adalah kewajiban tiap warga negara, sedangkan zakat adalah pajak kemanusiaan. Sasaran utama dari pemberian zakat adalah para fakir miskin dan anak yatim. Uang zakat digunakan untuk menanggulangi kemelaratan, kelaparan, dan kemiskinan. Kalau sasaran utama ini sudah tercapai dan uang zakat masih berlebih, kelebihan itu boleh dialihkan untuk kepentingan lainnya. Meskipun pembangunan dilak-sanakan untuk semua golongan, kaya atau miskin, dalam prakteknya pembangunan itu, misalnya pembangunan jalan raya, jembatan, irigasi, dan perguruan tinggi, lebih banyak dinikmati golongan kaya. Karena itu, pajak tidak dapat diambil dari uang zakat dengan dalih untuk kepentingan pemba ngunan. Pemerintah hendaknya mencari sumber lain selain pajak untuk membiayai pembangunan. Pandangannya dalam bidang teologi sangat dipengaruhi paham Asyariyah. Ini dapat ditelusuri dalam bukunya al-Qadha’ wa al-Qadar Kada dan Kadar. Di sana ia mengemukakan bahwa manusia bukanlah pencipta hakiki dari perbuatannya fil, sebab kata fil mengandung pengertian pengerahan kekuatan untuk melahirkan sesuatu kejadian yang sebelumnya tidak ada. Dalam upaya mewujudkan suatu perbuatan, diperlukan minimal tujuh unsur sebagai syarat, yaitu kekuatan, akal yang merencanakan, pengerahan tenaga, substansi perbuatan itu sendiri, dimensi waktu, dimensi ruang, dan alat. Ternyata tak satu pun dari ketujuh unsur tersebut yang merupakan hasil ciptaan manusia. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa manusia tidak bebas dalam berbuat; ia hanya dapat memilih antara dua alternatif, yaitu berbuat atau tidak berbuat. Tentang perlunya rasul diutus kepada manusia, ia menjelaskan bahwa tujuan pengutusan rasul adalah untuk menyampaikan dan menerangkan kepada manusia jalan ketaatan kepada Allah SWT. Para rasul hanya bertugas menyampaikan ajaran Allah SWT dan mereka tidak berpretensi untuk me maksa manusia melaksanakan ajaran tersebut. Kalau Allah SWT menghendaki, bisa saja Ia memaksa manusia untuk beriman kepada-Nya. Akan tetapi, Allah SWT menghendaki agar manusia datang kepada-Nya dengan pilihan hatinya sen diri. Itulah perbedaan antara manusia dan makhluk lainnya. Daftar Pustaka Jansen, Johannes Khotbah Syekh Syarawi Signifikansi Politiknya, terj. Jakarta INIS, 1990. Syarawi, Mutawalli. Anda Bertanya Islam Menjawab, terj. Jakarta Gema Insani Press, 1991. –––––––. Menghadapi Hari Kiamat, terj. Jakarta Gema Insani Press, 1993. Musdah Mulia
This article tries to analyze the biography of Muhammad Mutawalli asy-Sya'rawi, a mufassir, along with its work Tafsir asy-Sya 'rawi Khawatir asy-Sya'rawi haul al-Qur'an al-Karim. This article discusses the back ground of the emergence of this work, its sources, its method, its school fiqh and theology, its characteristics, its interpretation, and the experts' opinion about him. The method used in analyzing this article is a critical-analytical method by using a historical approach. Based on its sources, Tafsir asy-Sya'rawi is the blend between Tafsir bi al-Ma'tsur and Tafsir bi al- Ra'yi, but the later one is more dominant. Based on its method, asy-Sya'rawi joins tahlili and maudlui methods, but the later one is more dominant. Based on its interpretation characteristics, he uses both tarbawi education and hida'i guidance. Based on its school, he follows Syafi'i school in fiqh, and it is closed to Muktazilah School in theology. Based on its charactenstics, he has a specific characteristic that he proposes rational examples to support his interpretations. One of his interpretations is that he doesn't support mutasyabbihat and isra'iliyat interpretations, but he supports scientific interpretations tafsir 'ilmi. Moreover, according to some experts, he is a rational, moderate, and sufistic ulama. Key words Mutawalli asy-Sya'rawi, tafsir alQur'an, bi al-Ma'tsur and tafsir bi al-Ra'yi
Di dalam kitab ini Syaikh Muhammad Mutawalli Asy-Sya’rawi membahas permasalahan yang saat ini sering menyibukkan kita yaitu “Rezeki”. Beliau mengupas secara tuntas hakikat rezeki dari sudut keimanan sehingga kita dapat melihat betapa Allah melimpahkan kasih sayang kepada seluruh makhluk-Nya dengan kadar tiada terhingga. Proyek ebook gratis ini dipersembahkan oleh, HIZAK EL-MUTARJEEM Translation ServicesIndonesia - ArabArab - Indonesia082148495498 WA onlydaunbersemi
syaikh mutawalli sya rawi